Kamis, 06 Desember 2012

Malaikat Kerja

“Mencari pekerjaan yang halal adalah merupakan kewajiban, setelah kewajiban beribadah atau ritual” (H.R.Baihaqi)          
BERTRAND RUSSEL, adalah seorang ilmuan yang berotak cemerlang. Menurut sahabat dekatnya Max Eastman, otak Russel setara dengan pemimpin Rusia, Lenin, yang perlu dibedah untuk dilihat dengan mikroskop, karena betapa luar biasa cara kerja otak tersebut. Lebih dari pada orang jenius lainnya. Russel memang sangat cerdas dan piawai dalam berbagai bidang. Ia ahli ilmu pasti dan alam serta sejarah, disamping
politik, sastra serta kemampuannya menggunakan berbagai bahasa penting dunia. 


Namun, dibalik kehebatan otaknya ternyata Russel menyimpan watak yang egois. Ia juga sering menggunakan perasaannya, bukan otaknya, untuk mempertahankan pendapat-pendapat radikalnya, sehingga hal itu membuatnya kehilangan pekerjaan menjadi Guru Besar di Universitas Philadelphia. Ia di PHK dan sesudah itu Russel mengeluh ke pada Max Eastman, “Saya tak tahu lagi bagaimana mencari nafkah,” ujarnya. Eastman terheran-heran. Bagaimana mungkin orang sehebat Russel tidak mampu mencari nafkah dan kerjaan. Tapi itulah fakta di dunia ini. Orang yang berotak cemerlang pun sering kesulitan mencari MALAIKAT kerjanya.

Tokoh legendaris Lee Iaccoca, mantan wakil Presiden dari Perusahaan mobil Ford, mobil Amerika di PHK oleh pemiliknya Henry Ford II. Padahal Lee sudah melakukan kerja keras selama bertahun-tahun untuk membesarkan Perusahaan Ford. Henry Ford II sendiri terkenal sebagai seorang yang ‘bagal’ alias keras kepala. Ia mana mau dikasih advis sama orang lain. Kalau bawahan salah, segera mereka kena PHK. Dengan Iacocca pun Ford sering tak sepaham. Lama, Henry Ford II menunggu kesempatan supaya Lee Iacocca di PHK. Akhirnya waktunya datang juga. Lee di PHK. “Saya seperti sampah yang dibuang begitu saja”, keluh  Iacocca. Tapi ia tidak dendam. Emosi kemarahannyalah yang ia salurkan guna membesarkan perusahaan sejenis, Chrysler. Dan, perusahaan Lee yang kedua ini pun maju pesat. Lee malahan jadi Presiden dan menciptakan MALAIKAT kerja di Chrysler. Ia yang selama ini membuat sistem di perusahaan Ford, justru ketika di Chrysles ia menghancurkan sistem yang telah ia buat sendiri. Henry Ford II pun terkalahkan, lalu mengundurkan diri dari jabatannya.


Suatu nasib buruk juga pernah menimpa fisikawan nuklir asal Indonesia, Dr.Rd dan Dr.SP. Alih-alih ia memperdalam masalah nuklir secara mati-matian di Universitas Minessota, Amerika Serikat dan dengan bangga ilmu mereka ingin dipersembahkan buat Indonesia, tapi ternyata negara kita tidak membutuhkan, karena Indonesia tidak mengembangkan segala sesuatu yang berbau nuklir. Hal ini mengakibatkan karir Dr.Rd dan Dr.SP mandek, akhirnya mereka berdua hanya menjadi PNS fungsional, sementara gajinya pun hanya disesuaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar