Jumat, 30 November 2012

Aplikasi NLP dalam Bisnis (Penjualan) Bagian 1

Dalam artikel ini, saya akan membatasi lingkup pembahasan dengan mengasumsikan beberapa hal berikut ini :
1-Barang dan atau jasa yang Anda tawarkan kualitasnya sama dengan yang Anda janjikan atau promosikan.
Ini hal yang sangat mutlak Anda perlukan bila Anda ingin terjadi penjualan jangka panjang. Lain halnya bila Anda tidak ingin demikian, siapa yang tahu? Dalam artikel ini saya asumsikan Anda menginginkan terjadinya penjualan jangka panjang.

2-Perlunya Etika
Poin ini masih berhubungan dengan poin sebelumnya. Pada seri artikel saya selanjutnya Anda akan saya ajak memahami konsekuensi-konsekuensi dari tidak beretikanya menggunakan teknik-teknik dahsyat NLP.
3-Penerapan NLP aplikatif dalam kaca mata dan pengalaman saya.
Menerapkan NLP dalam dunia nyata atau kehidupan sehari-hari dapat berbeda dengan apa yang Anda baca dari buku ataupun pelatihan dikelas. Dan dalam artikel ini akan saya paparkan penerapan NLP dalam dunia nyata atau keseharian menurut kaca mata dan pengalaman saya pribadi.
Apa Itu NLP?
Saya tidak berpanjang-panjang bahas sejarah NLP dan apa itu NLP. Namun demikian, setidaknya Anda perlu mengetahui sedikit mengenai apa itu NLP.
NLP merupakan singkatan dari Neuro-Linguistic Programming, yang awalnya merupakan buah dari pemodelan Richard Bandler dan John Grinder – para
co-founder NLP – terhadap beberapa terapis kenamaan, seperti Fritz Perls, Virginia Satir dan Milton Erickson. Menurut Bandler, NLP adalah pembelajaran terhadap STRUKTUR pengalaman SUBYEKTIF. Oleh karena itu wajar saja NLP didefinisikan berbeda-beda oleh individu yang berbeda.
Walaupun NLP bermula dari memodel para terapis kenamaan, NLP ternyata dapat diaplikasikan ke berbagai bidang kehidupan, seperti : Pengembangan Diri,
Changework, Olahraga, Politik, Bisnis, Sales-Marketing, Spiritual, Parenting dan lain sebagainya.
ASUMSI-ASUMSI NLP YANG MEMBERDAYAKAN UNTUK PENJUALAN
NLP memiliki beberapa asumsi yang dianggap benar(presupposition) yang menjadi fondasi dasar dan roh dari penerapan NLP itu sendiri. Berikut ini beberapa asumsi-asumsi yang memberdayakan dalam penjualan :
1-The map is not the territory
Presup ini berarti apa yang menjadi persepsi di dalam benak kita bukanlah kenyataan.
Misalkan suatu ketika datang seseorang bertanya-tanya mengenai produk atau jasa yang kita jual. Namun cara berpakaiannya tidak menyakinkan, tidak seperti orang yang memiliki daya beli. Apakah itu kenyataan? Atau hanya sekedar persepsi?
Don’t Judge the book by the cover
2-Experience has a structure
Presup ini menjelaskan bahwa setiap pengalaman memiliki struktur.
Misalkan suatu ketika kita pernah berhasil melakukan penjualan. Maka kita dapat membedah struktur pengalaman tersebut, yaitu apa-apa saja yang terjadi dalam diri kita.
3-If one person can do something, anyone can learn to do it
Presup ini menjelaskan bahwa bila orang lain pernah atau mampu melakukan sesuatu, maka siapapun dapat belajar melakukannya pula.
Berdasarkan presup sebelumnya, maka struktur pengalaman seorang yang sukses dalam menjual dapat dipinjam untuk diterapkan pada diri kita atau orang lain (tentunya dengan sedikit penyesuaian).
4-The mind and body are parts of the same system
Presup ini menjelaskan bahwa pikiran dan tubuh kita merupakan satu kesatuan sistem. Dengan merubah salah satu komponennya, maka yang lainnya akan ikut berubah.

PIKIRAN BEREAKSI TERHADAP TUBUH
Misalkan, suatu ketika kita sedang tidak bersemangat atau 4L (Letih, Lesu, Lemah, Lunglai :) Tentunya hal ini sangat mempengaruhi kinerja kita saat bertemu dengan orang. Agar menimbulkan semangat, maka lakukanlah dengan sengaja merubah postur tubuh dan cara bernafas kita seperti atau seolah-olah sedang bersemangat.
Kata Om Anthony Robbins, ” Emotion Create By Motion”
5-People already have all the resources they need
Presup ini menjelaskan bahwa sebenarnya kita sudah memiliki sumber daya yang diperlukan.
Setiap manusia sebenarnya sudah diberikan sumber daya yang diperlukan dalam mengarungi kehidupan, yaitu pikiran dan panca indera. Apapun tantangan yang dihadapi kita dapat mengatur cara kerja pikiran kita agar berorientasi solusi.
6-You can not not communicate
Presup ini menjelaskan bahwa kita PASTI SELALU berkomunikasi.
Kita PASTI SELALU berkomunikasi dengan diri sendiri, benar khan? Contoh nih, baru bangun tidur misalnya, ada suara dari dalam diri kita: mandi dulu atau sholat dulu? Tilawah dulu atau olahraga dulu? Oleh karena itu seni berkomunikasi terhadap diri sendiri dan orang lain penting dalam penjualan. Selama ini bagaimana kita memprogram diri kita sehingga mencapai apa-apa yang sudah kita capai saat ini? Apa yang kita katakan ketika sukses menjual, dan apa yang kita katakan ketika anda gagal menjual?
Beberapa orang menyesali diri dengan mengatakan kpd dirinya.. Waah kamu memang payah, kamu nggak bisa menjual. Kamu nggak kapabel..see!
7-The meaning of your communication is the response you get
Presup ini menjelaskan bahwa kualitas dari komunikasi dinilai dari respon yang diberikan dari mitra komunikasi kita.
Kalau responnya sudah sesuai dengan keinginan kita, berarti kita SUKSES dalam berkomunikasi.
Kalau misalnya nih, seorang ibu-ibu (Ummahat) bilang ke khadimatnya: “Saya sudah ngasih tahu 50 kali, tapi enggak paham2 juga!”
Nah, yang seperti ini siapa yang sebenarnya nggak paham? Si Ibu atau Khadimat? Anda yang jawab sendiri lho ya!
Dalam ilmu psikolinguistik, dikenal deep structure dan surface structure
Deep structure adalah apa yang sebenarnya kita maksudkan. Sedangkan surface structure merupakan kata-kata yang kita ucapkan sebagai pengejewantahan maksud kita. Namun celakanya, kadang terjadi distorsi, delesi dan generalisasi; sehingga maksud kita belum tentu dimengerti oleh mitra kita dalam berkomunikasi.
8-If what you are doing isn’t working do something else, do anything else
Presup ini menjelaskan bahwa bila cara yang sedang kita kerjakan tidak berjalan sesuai harapan, maka lakukanlah cara yang lainnya. Singkatnya, memiliki perilaku yang fleksibel.
Seringkali kita melakukan suatu hal tidak berjalan sesuai harapan, lalu mengulanginya lagi, lalu mengulanginya lagi dan terus demikian sampai akhirnya menyerah. Atau terkadang dulu kita pernah berhasil melakukan penjualan dengan cara tertentu, namun setelah beberapa kali diterapkan, kok ya tidak memberikan hasil seperti dahulu. Inilah tanda bahwa kita perlu merubah cara yang selama ini sudah kita lakukan, dunia terus berubah kawan!
9-There’s no failure, only feedback
Presup ini menjelaskan bahwa tidak ada yang namanya kegagalan, yang ada hanyalah umpan balik.
Presup ini hampir mirip dengan presup sebelumnya, bahkan lebih menguatkan. Bila yang sudah dan sedang kita lakukan sekarang tidak memberikan hasil yang diharapkan, bukan berarti kita gagal. Itu merupakan sebuah umpan balik bahwa cara atau pendekatan kita belum tepat. Oleh karena itu kita perlu merubah cara atau pendekatan kita, seperti yang disebutkan presup sebelumnya. Jadi, kita tidak pernah gagal menjual, hanya pendekatan atau cara kita saja yang belum tepat untuk orang tersebut.
Penutup
NLP merupakan tools yang berdaya guna untuk diterapkan pada berbagai bidang kehidupan, termasuk Sales-Marketing ataupun Bisnis. Dengan presuposisi NLP saja, seorang sales sudah dapat menggali potensi diri untuk lebih efektif, hanya tinggal mau dilakukan atau tidak. Pada artikel selanjutnya akan dibahas bagaimana seorang sales membentuk trust. Pastikan Anda membacanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar