“Dan
pada sebagian malam hari bershalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah
tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang
terpuji”. (QS al-Isra’; 79)
Bagi
Rasulullah dan rasul-rasul sebelumnya shalat tahajjud merupakan ibadah
yang mesti ditunaikan. Shalat tahajjud adalah penyejuk dan penyegar
jiwa. Sebagai wahana berlabuh bagi kaum muslimin yang terus-meneruh
dihempas oleh gelombang kehidupan.
Jika
di siang hari manusia disibukkan dengan perkara dunia, bekerja,
berpolitik, belajar, dan kesibukan duniawi lainnya, maka waktu malam
adalah waktu yang tepat untuk menimbang-nimbang (introspeksi) kembali
hasil dari kerja kita di siang hari. Berkumpul dengan keluarga menjadi
tambatan hati guna menenangkan jiwa. “Rumahku adalah istanaku” akan
terpancar jika kita pulang menjadikan jiwa tentram.
Shalat
tahajjud dilaksanakan paling sedikit dua rakaat dan paling banyak tidak
ada batasan bagi yang berkehendak. Waktunya setelah shalat isya’ sampai
terbit fajar. Shalat tahajjud dilaksanakan setelah tidur, walupun tidur
sejenak. Dilakukan setelah tidur karena setelah tidur badan akan terasa
segar dan lebih konsentrasi dalam beribadah. Waktu yang lebih utama
mengerjakan shalat tahajjud adalah sepertiga malam.
Shalat
tahajud ternyata bukan hanya sekedar shalat tambahan (sunah muakkad),
tetapi jika dilakukan secara rutin dan ikhlas akan bisa mengatasi
penyakit kanker. Secara
medis, shalat tahajud mampu menumbuhkan respons ketahanan tubuh
(imunologi) khususnya pada imunoglobin M, G, A, dan limfositnya yang
berupa persepsi serta motivasi positif. Selain itu, juga dapat
mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang
dihadapi.
Selama
ini, ulama melihat ikhlas hanya sebagai persoalan mental psikis. Namun,
sebetulnya permasalahan ini dapat dibuktikan dengan teknologi
kedokteran. Ikhlas yang selama ini dipandang sebagai misteri dapat
dibuktikan secara kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol dengan
parameter kondisi tubuh. Pada kondisi normal, jumlah kortisol pada pagi
hari normalnya antra 38-690 nmol/liter. Sedangkan pada malam hari atau
setelah pukul 24.00, jumlah ini meningkat menjadi 69-345 nmol/liter.
“Kalau
jumlah hormone kortisolnya normal, dapat diindikasikan bahwa orang
tersebut tidak ikhlas karena merasa tertekan. Demikian juga sebaliknya,”
ujarnya seraya menegaskan temuannya ini membantah paradigma lama yang
menganggap ajaran agama Islam semata-mata dogma atau doktrin.
Menurut
Dr. Soleh, orang stress biasanya rentan sekali terhadap penyakit kanker
dan infeksi. Dengan
melakukan tahajud secara rutin dan disertai perasaan ihklas serta tidak
terpaksa, seseorang akan memiliki respon iman yang baik serta besar
kemungkinan terhindar dari penyakit infeksi dan kanker. Berdasarkan
perhitungan medis, shalat tahajud yang demikian menyebabkan seseorang
memiliki ketahanan tubuh yang baik.
Seorang
ulama besar, Al-Hasan Al-Basri mengatakan, “Mengapa orang-orang yang
membiasakan diri mengerjakan shalat tahajud di malam hari wajahnya
tampak cerah, berseri-seri, dan berwibawa? Karena mereka selalu
bercengkerama dengan Tuhan Yang Maha Penyayang di tengah kegelapan
malam. Dia memberikan cahaya kepada mereka dari sebagian cahaya-Nya.”
Itu hanya sebagian rahasia hikmah shalat tahajud. Masih banyak lagi
ungkapan-ungkapan lainnya dari para pengamal shalat tahajud.
Hikmah
shalat tahajud telah menciptakan orang-orang besar di berbagai bidang.
Tidak ada ulama besar di muka bumi ini, kecuali mereka selalu
mengamalkan shalat tahajud, tanpa sengaja untuk meninggalkannya setiap
malam. Shalat ini telah memberi mereka cahaya dan energi yang sangat
dahsyat bagi kehidupan mereka. Kehidupannya benar-benar menjadi
istimewa, seperti keistimewaan sepertiga malam bagi Allah SWT.
Energi shalat tahajud yang terpancar
akan membuat seseorang menjadi penuh optimis, bahagia, lapang dada,
penuh semangat, memiliki tubuh yang sehat, cerdas, dan lain sebagainya.
Maka, tahajud memiliki segudang jawaban dari semua kebutuhan manusia,
baik secara lahir maupun batin, baik material maupun spiritual. Sungguh
shalat ini merupakan karunia yang sangat besar dari Allah SWT, yang
hanya diberikan kepada makhluk-Nya yang beriman. Kita akan benar-benar
sangat merugi jika menyia-nyiakannya.
Allah
SWT akan mengangkat derajat seorang pengamal shalat tahajud dengan cara
dan posisi yang dikendaki-Nya. Di dalam surat Al-Isra ayat 19 Dia
berfirman, “Dan pada sebagian malam hari bertahajudlah kamu sebagai
suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke
tempat yang terpuji.” Kemuliaan ini tidak hanya di dunia, tapi juga
kemuliaan di akhirat kelak.
Kisah Pencuri Mengamalkan Tahajjud
Seorang
pencuri masuk ke rumah Ahmad bin Khazruya, seorang Ulama yang wara, dan
sufi besar. Ia sibuk mencari barang berharga untuk dicuri, tetapi ia
tak menemukan apa-apa. Ketika pencuri itu hendak pergi dengan kecewa,
Ahmad, sang sufi, memanggilnya.
“Anak
muda, ambillah ember ini dan timba air dari sumur. Berwudhulah kau
dengan air itu dan dirikanlah salat. Kalau ada sesuatu, nanti aku
berikan padamu, supaya kau tak pulang dengan tangan hampa,” ujar Ahmad.
Pencuri
itu mengikuti apa yang diperintah Ahmad.
Ketika
pagi tiba, seorang pria dari kota datang membawa kantong berisi seratus
dinar dan memberikannya pada Ahmad. Ahmad lalu memberikannya pada si
pencuri.
“Bawalah ini sebagai hadiah untuk salat malammu,” ia berkata.
“Bawalah ini sebagai hadiah untuk salat malammu,” ia berkata.
Tubuh
pencuri itu bergetar. Ia langsung menangis terisak-isak.
“Aku telah salah mengambil jalan,” ucapnya di sela tangisan, “tapi semalam saja aku bekerja untuk Tuhan, Dia telah memberiku ganjaran seperti ini….”
Pencuri itu bertaubat, kembali kepada Tuhan. Ia menolak mengambil wang emas itu, dan menjadi salah seorang murid setia Ahmad bin Khazruya.
“Aku telah salah mengambil jalan,” ucapnya di sela tangisan, “tapi semalam saja aku bekerja untuk Tuhan, Dia telah memberiku ganjaran seperti ini….”
Pencuri itu bertaubat, kembali kepada Tuhan. Ia menolak mengambil wang emas itu, dan menjadi salah seorang murid setia Ahmad bin Khazruya.
“Shalat adalah tempat bermunajahnya seorang hamba, tempat membersihkan hati dari bermacam-macam kotoran, terbentang pula di dalam salat itu medan kerahasiaan Allah, dan memancarkan dari dalamnya cahaya yang menyinari hati dan pikiran si hamba yang sedang salat.” (Syekh Ahmad bin Muhammad Ataillah , Kitab Hikam )
Seperti
itulah Dahsyatnya shalat Tahajud,, Wallahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar