Jumat, 11 Januari 2013

Menggali Kedahsyatan Tahajjud


“Dan pada sebagian malam hari bershalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji”. (QS al-Isra’; 79)
Bagi Rasulullah dan rasul-rasul sebelumnya shalat tahajjud merupakan ibadah yang mesti ditunaikan. Shalat tahajjud adalah penyejuk dan penyegar jiwa. Sebagai wahana berlabuh bagi kaum muslimin yang terus-meneruh dihempas oleh gelombang kehidupan.
Jika di siang hari manusia disibukkan dengan perkara dunia, bekerja, berpolitik, belajar, dan kesibukan duniawi lainnya, maka waktu malam adalah waktu yang tepat untuk menimbang-nimbang (introspeksi) kembali hasil dari kerja kita di siang hari. Berkumpul dengan keluarga menjadi tambatan hati guna menenangkan jiwa. “Rumahku adalah istanaku” akan terpancar jika kita pulang menjadikan jiwa tentram.
Shalat tahajjud dilaksanakan paling sedikit dua rakaat dan paling banyak tidak ada batasan bagi yang berkehendak. Waktunya setelah shalat isya’ sampai terbit fajar. Shalat tahajjud dilaksanakan setelah tidur, walupun tidur sejenak. Dilakukan setelah tidur karena setelah tidur badan akan terasa segar dan lebih konsentrasi dalam beribadah. Waktu yang lebih utama mengerjakan shalat tahajjud adalah sepertiga malam.
Shalat tahajud ternyata bukan hanya sekedar shalat tambahan (sunah muakkad), tetapi jika dilakukan secara rutin dan ikhlas akan bisa mengatasi penyakit kanker. Secara medis, shalat tahajud mampu menumbuhkan respons ketahanan tubuh (imunologi) khususnya pada imunoglobin M, G, A, dan limfositnya yang berupa persepsi serta motivasi positif. Selain itu, juga dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang dihadapi.
Selama ini, ulama melihat ikhlas hanya sebagai persoalan mental psikis. Namun, sebetulnya permasalahan ini dapat dibuktikan dengan teknologi kedokteran. Ikhlas yang selama ini dipandang sebagai misteri dapat dibuktikan secara kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol dengan parameter kondisi tubuh. Pada kondisi normal, jumlah kortisol pada pagi hari normalnya antra 38-690 nmol/liter. Sedangkan pada malam hari atau setelah pukul 24.00, jumlah ini meningkat menjadi 69-345 nmol/liter.
“Kalau jumlah hormone kortisolnya normal, dapat diindikasikan bahwa orang tersebut tidak ikhlas karena merasa tertekan. Demikian juga sebaliknya,” ujarnya seraya menegaskan temuannya ini membantah paradigma lama yang menganggap ajaran agama Islam semata-mata dogma atau doktrin.
 Menurut Dr. Soleh, orang stress biasanya rentan sekali terhadap penyakit kanker dan infeksi. Dengan melakukan tahajud secara rutin dan disertai perasaan ihklas serta tidak terpaksa, seseorang akan memiliki respon iman yang baik serta besar kemungkinan terhindar dari penyakit infeksi dan kanker. Berdasarkan perhitungan medis, shalat tahajud yang demikian menyebabkan seseorang memiliki ketahanan tubuh yang baik.
Seorang ulama besar, Al-Hasan Al-Basri mengatakan, “Mengapa orang-orang yang membiasakan diri mengerjakan shalat tahajud di malam hari wajahnya tampak cerah, berseri-seri, dan berwibawa? Karena mereka selalu bercengkerama dengan Tuhan Yang Maha Penyayang di tengah kegelapan malam. Dia memberikan cahaya kepada mereka dari sebagian cahaya-Nya.” Itu hanya sebagian rahasia hikmah shalat tahajud. Masih banyak lagi ungkapan-ungkapan lainnya dari para pengamal shalat tahajud. 
Hikmah shalat tahajud telah menciptakan orang-orang besar di berbagai bidang. Tidak ada ulama besar di muka bumi ini, kecuali mereka selalu mengamalkan shalat tahajud, tanpa sengaja untuk meninggalkannya setiap malam.  Shalat ini telah memberi mereka cahaya dan energi yang sangat dahsyat bagi kehidupan mereka. Kehidupannya benar-benar menjadi istimewa, seperti keistimewaan sepertiga malam bagi Allah SWT.
Energi shalat tahajud yang terpancar akan membuat seseorang menjadi penuh optimis, bahagia, lapang dada, penuh semangat, memiliki tubuh yang sehat, cerdas, dan lain sebagainya.  Maka, tahajud memiliki segudang jawaban dari semua kebutuhan manusia, baik secara lahir maupun batin, baik material maupun spiritual. Sungguh shalat ini merupakan karunia yang sangat besar dari Allah SWT, yang hanya diberikan kepada makhluk-Nya yang beriman. Kita akan benar-benar sangat merugi jika menyia-nyiakannya.
Allah SWT akan mengangkat derajat seorang pengamal shalat tahajud dengan cara dan posisi yang dikendaki-Nya. Di dalam surat Al-Isra ayat 19 Dia berfirman, “Dan pada sebagian malam hari bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” Kemuliaan ini tidak hanya di dunia, tapi juga kemuliaan di akhirat kelak.

 Kisah Pencuri Mengamalkan Tahajjud

Seorang pencuri masuk ke rumah Ahmad bin Khazruya, seorang Ulama yang wara, dan sufi besar. Ia sibuk mencari barang berharga untuk dicuri, tetapi ia tak menemukan apa-apa. Ketika pencuri itu hendak pergi dengan kecewa, Ahmad, sang sufi, memanggilnya.
“Anak muda, ambillah ember ini dan timba air dari sumur. Berwudhulah kau dengan air itu dan dirikanlah salat. Kalau ada sesuatu, nanti aku berikan padamu, supaya kau tak pulang dengan tangan hampa,” ujar Ahmad.
Pencuri itu mengikuti apa yang diperintah Ahmad.
Ketika pagi tiba, seorang pria dari kota datang membawa kantong berisi seratus dinar dan memberikannya pada Ahmad. Ahmad lalu memberikannya pada si pencuri.
“Bawalah ini sebagai hadiah untuk salat malammu,” ia berkata.
Tubuh pencuri itu bergetar. Ia langsung menangis terisak-isak.
“Aku telah salah mengambil jalan,” ucapnya di sela tangisan, “tapi semalam saja aku bekerja untuk Tuhan, Dia telah memberiku ganjaran seperti ini….”
Pencuri itu bertaubat, kembali kepada Tuhan. Ia menolak mengambil wang emas itu, dan menjadi salah seorang murid setia Ahmad bin Khazruya.

“Shalat adalah tempat bermunajahnya seorang hamba, tempat membersihkan hati dari bermacam-macam kotoran, terbentang pula di dalam salat itu medan kerahasiaan Allah, dan memancarkan dari dalamnya cahaya yang menyinari hati dan pikiran si hamba yang sedang salat.” (Syekh Ahmad bin Muhammad Ataillah , Kitab Hikam )

Seperti itulah Dahsyatnya shalat Tahajud,, Wallahu a’lam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar