“Mencari pekerjaan yang halal adalah
merupakan kewajiban, setelah kewajiban beribadah atau ritual” (H.R.Baihaqi)
BERTRAND
RUSSEL, adalah seorang ilmuan yang berotak cemerlang. Menurut sahabat
dekatnya Max Eastman, otak Russel setara dengan pemimpin Rusia, Lenin,
yang perlu dibedah untuk dilihat dengan mikroskop, karena betapa luar
biasa cara kerja otak tersebut. Lebih dari pada orang jenius lainnya.
Russel memang sangat cerdas dan piawai dalam berbagai bidang. Ia ahli
ilmu pasti dan alam serta sejarah, disamping
politik, sastra serta kemampuannya menggunakan
berbagai bahasa penting dunia.
Namun, dibalik kehebatan otaknya ternyata Russel
menyimpan watak yang egois. Ia juga sering menggunakan perasaannya,
bukan otaknya, untuk mempertahankan pendapat-pendapat radikalnya,
sehingga hal itu membuatnya kehilangan pekerjaan menjadi Guru Besar di
Universitas Philadelphia. Ia di PHK dan sesudah itu Russel mengeluh ke
pada Max Eastman, “Saya tak tahu lagi bagaimana mencari nafkah,”
ujarnya. Eastman terheran-heran. Bagaimana mungkin orang sehebat Russel
tidak mampu mencari nafkah dan kerjaan. Tapi itulah fakta di dunia ini.
Orang yang berotak cemerlang pun sering kesulitan mencari MALAIKAT
kerjanya.
Tokoh legendaris Lee Iaccoca, mantan wakil
Presiden dari Perusahaan mobil Ford, mobil Amerika di PHK oleh
pemiliknya Henry Ford II. Padahal Lee sudah melakukan kerja keras selama
bertahun-tahun untuk membesarkan Perusahaan Ford. Henry Ford II sendiri
terkenal sebagai seorang yang ‘bagal’ alias keras kepala. Ia mana mau
dikasih advis sama orang lain. Kalau bawahan salah, segera mereka kena
PHK. Dengan Iacocca pun Ford sering tak sepaham. Lama, Henry Ford II
menunggu kesempatan supaya Lee Iacocca di PHK. Akhirnya waktunya datang
juga. Lee di PHK. “Saya
seperti sampah yang dibuang begitu saja”, keluh Iacocca. Tapi ia tidak dendam. Emosi
kemarahannyalah yang ia salurkan guna membesarkan perusahaan sejenis,
Chrysler. Dan, perusahaan Lee yang kedua ini pun maju pesat. Lee malahan
jadi Presiden dan menciptakan MALAIKAT kerja di Chrysler. Ia yang
selama ini membuat sistem di perusahaan Ford, justru ketika di Chrysles
ia menghancurkan sistem yang telah ia buat sendiri. Henry Ford II pun
terkalahkan, lalu mengundurkan diri dari jabatannya.
Suatu nasib buruk juga pernah menimpa fisikawan
nuklir asal Indonesia, Dr.Rd dan Dr.SP. Alih-alih ia memperdalam masalah
nuklir secara mati-matian di Universitas Minessota, Amerika Serikat dan
dengan bangga ilmu mereka ingin dipersembahkan buat Indonesia, tapi
ternyata negara kita tidak membutuhkan, karena Indonesia tidak
mengembangkan segala sesuatu yang berbau nuklir. Hal ini mengakibatkan
karir Dr.Rd dan Dr.SP mandek, akhirnya mereka berdua hanya menjadi PNS
fungsional, sementara gajinya pun hanya disesuaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar