…kekasihku, hanya ada satu cinta dalam
diriku, dan semuanya itu tidak akan pernah kuserahkan kepada siapapun.
aku akan menjaganya, memeliharanya, karena
cinta dalam diriku sudah menjadi milikmu…
hari ini, aku memberikan
komitmenku kepadamu.
aku memberikan komitmen diriku untuk
mencintai kamu tanpa syarat,
hanya mencintai kamu dalam suka dan duka,
kelimpahan dan kekurangan.
sampai habis nafasku, aku tidak akan
pernah berhenti mencintai kamu.
Sudah enam bulan aku menjalani hari
hari bersama kekasihku. Waktu berlalu dengan sangat
cepat. Aku merasa seperti baru sebentar jatuh cinta kepadanya. Dan
bahkan sampai hari ini, setiap hari aku merasa seperti jatuh cinta lagi
kepadanya.
Kembali mengingat enam bulan
yang lalu… benar sekali yang dikatakan kekasihku. Hubungan kami bermula
dari hal yang sangat tidak biasa. Dan aku tidak pernah mengira, bahwa
hidupku akan menjadi luar biasa karenanya.
Aku mengenalnya dari dunia maya sekitar
bulan Februari 2008. Kami pun chatting hanya sebentar, saling
kenalan, ngobrol sekilas, dan beberapa hari kemudian aku sudah meremove
id-nya dari messenger list-ku (hiks… koq tega banget ya
aku).
Saat itu benar benar tidak terbayang dia
akan menjadi pendamping
hidupku, menjadi kekasih yang sangat kucintai, dan menjadi pelabuhan
cintaku yang terakhir. Bahkan tidak terbayang di anganku akan jatuh
cinta kepadanya, sekalipun kami chatting kembali saat dia
menyapaku dua bulan kemudian. Terlebih lagi aku juga sudah menutup
hatiku rapat rapat untuk hal yang satu ini. Tetapi hatiku tidak bisa
berbohong. Hanya dalam
beberapa hari chatting yang menguras tenaga, juga waktu kerja
dan tidur ( hahaha.. yang ini aku bener2 nekat sayang… udah terlanjur
kesengsem ma kamu sich), setiap hari aku semakin menyukainya.
Chatting secara maraton dari
pagi kembali ke pagi kujalani selama beberapa hari. Setiap melihat
id-nya online, hatiku seperti melompat gembira. Setiap harus
pamitan karena mata sudah menuntut haknya untuk beristirahat, hati ini
rasanya beraaat sekali berpisah dengannya… walau untuk beberapa jam.
Waktu kerja dan tidurku bergeser tak tentu arah, terpaksa harus
mengikuti jadwalku yang tidak bisa lepas darinya (…hhh… saat itu pasti
orang orang yang kerja bersamaku stress berat ngliatin cara kerjaku).
Aku belum tau bahwa perasaan itu adalah cinta. Yang aku inginkan setiap
hari adalah ngobrol dan membuat dia tertawa, membuat dia bahagia.
Aku ingin memastikan bahwa dia akan bahagia selamanya. Hatiku saat itu
penuh harapan untuk kebahagiaannya. Aku tidak pernah menyangka, aku akan
menjadi kebahagiaannya (…duh… bangganya sayang).
Saat itu aku tidak tau bagaimana
dia… jangankan mendengar suaranya, melihat fotonya pun aku belum
pernah… tetapi aku jatuh cinta padanya. Fiiuuh… mulai saat itu aku
benar2 tidak bisa menghilangkan dia dari pikiranku . Sampai hari ini
pun, hal itu tidak masuk di akalku. Jatuh cinta tanpa tau siapa orang
itu, bahkan wajahnya pun aku belum tau. Bagaimana jika setelah aku
menemuinya.. ternyata dia bukan tipeku… hhh… benar2 nekat… Tapi apa
daya, hatiku tidak bisa berbohong. Aku merindukan dia.
Akhirnya… dengan tekad dan penuh semangat
perjuangan aku mengajukan yang kunamakan proposal cinta kepadanya. Yah,
aku bilang padanya kalau aku sayang dia. Saat itu aku belum tau apakah
dia merasakan perasaan yang sama atau tidak… tetapi aku tetep
nekat mengungkapkan isi hatiku. Keadaan kekasihku sebagai L-mom dan
jauhnya jarak diantara kami, tidak menghalangiku untuk jatuh cinta
padanya. Bahkan sebenarnya, aku pun tidak mampu menghalangi diriku untuk
tidak jatuh cinta padanya.
Saat kuingat kembali, aku benar2 bersyukur
dengan kenekatanku saat itu. Karena saat aku mengatakan perasaanku
padanya, kekasihku pun mulai merasakan hatinya untukku. Duh… bahagianya
mengetahui bahwa aku tidak bertepuk sebelah tangan. Benih yang mulai
tumbuh di hati kami, bertumbuh subur karena kami saling jatuh cinta. Dua
minggu setelah kami chatting kembali, aku sudah menjadi kekasihnya
(benar2 super kilat ya sayang…hehehe).
Sampai saat ini, hari hari bahagia selalu
kulalui bersamanya. Setiap hari dalam hidup kulalui dengan kegembiraan
dan tawa. Dia selalu membawaku terbang tinggi ke awan, menikmati
indahnya cahaya cinta yang berpendar dari hatinya. Dibiarkannya aku
berenang dalam lautan kebahagiaan dari aliran cintanya. Setiap hari aku
menikmati manisnya madu cinta yang dia berikan.
Sayang… betapa aku mencintai kamu dengan
sepenuh hatiku. Terimakasih untuk kebahagiaan ini. Sejak aku mengenalmu
dan mencintaimu, hari hariku tidak pernah sama lagi. Terimakasih sayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar