Umar bin al-Khaththab z mengatakan, “Antara seorang hamba dan rezekinya
ada pemisah. Jika dia qanaah (merasa cukup) dan jiwanya merasa ridha,
rezekinya akan menghampirinya. Akan tetapi, jika dia memaksa masuk dan
meruntuhkan hijab itu, dia tidak akan bisa menambah rezekinya di atas
kadar yang telah ditentukan untuknya.”
Merasa cukup, ridha dengan apa yang ada sekarang merupakan bagian dari
rasa bersukur. Makanya bersukurlah dengan apa yang ada sekarang, ini
bukanlah untuk menarik kekayaan/ rezeki atau apapun namanya karena itu
semua akan datang sendiri kepada kita dengan kerelaan menjadi bagian yang aka kita sukuri berikutnya.
Dalam keadaan kekurangan, kehilangan, penderitaan, hutang dan lain
sebagainya tetap ridha dan menyadari sepenuhnya bahwa itu semua sudah
menjadi takdir yang tidak mungkin berubah. Hebatnya takdir ke depan bisa
kita harapkan untuk menjadi lebih baik dengan doa. Lagi-lagi tidak
seperti kaktus, dimana tidak ada harapan untuk bisa berubah kecuali
terus saja berduri sampai kapanpun.
Sebagian salaf berkata, “Bertawakallah, maka engkau akan dianugerahi rezeki tanpa kelelahan dan susah payah.”
Tawakal adalah menyerahkan semua hasil kepada ketentuan_Nya. Tentunya
setelah kita berusaha maksimal. Banyak sekali bukti kami rasakan, pun
banyak orang lainnya bahwa ketika kita sudah memasrahkan hasil apapun
baik atau buruk, nyatanya hasilnya selalu saja baik dan penuh keajaiban.
Juga Taqwa. Dengan bertaqwa artinya membersihkan segala saluran secara komprehensif termasuk saluran rezeki. Menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan_Nya sebagai sarana untuk membersihkan jiwa.
Al-Marwazi bertanya kepada al-Imam Ahmad tentang seseorang yang hanya
duduk di rumahnya—padahal dia mampu untuk beraktivitas—dan mengatakan,
“Aku akan duduk dan bersabar. Aku tidak akan mengharapkan sesuatu dari
orang lain.”
Al-Imam Ahmad menjawab, “Dia keluar dari rumahnya dan berbuat sesuatu
lebih aku sukai. Kalau dia hanya duduk di rumahnya, aku khawatir, dia
malah berharap akan ada orang yang mengiriminya sesuatu.”
Artinya jemputlah rezeki yang akan dikirimkan kepada kita, dengan usaha.
Setelah itu bersukurlah karena pada hakikatnya bukan rezeki yang kita
datangi tetapi dialah yang mendatangi kita. Karena apa? Karena kita yang mengambil dan menikmatinya.
Belajar lebih jauh bagaimana rezeki akan datang menghampiri kita? Klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar